Rabu, 25 Desember 2013

Segelintir Kisah Perjalanan 14-21 Desember Episode 2.

Bismillahirrahmanirrahim.

Semoga saya nggak lupa perjalanan minggu lalu. Amin ya rabb.

Sebelumnya saya ucapkan selamat hari natal untuk yang merayakan dan selamat tahun baru meskipun masih beberapa hari lagi tapi it's ok.

hari ketiga.

jadi, hari ketiga itu adalah hari Senin. sudah seperti yang saya ceritakan, kami menginap di hotel Pangrango 1. silahkan search di Google jika anda penasaran bagaimana wujud penginapan tersebut. untuk beristirahat, lumayan lah, not bad, karena ber-ac. tapi untuk penampilan, sebenarnya nggak harus dipermasalahkan, tetapi terlihat seperti hotel tua. stop kontak yang tersisa di kamar hanya ada satu. iya, satu doang. itu pun di kamar mandi. jadi, karena kebetulan saya sekamar dengan adik sendiri ((biar gampang)), kita sebenarnya rebutan stop kontak untuk charge handphone. untung saja adik bisa di ajak kompromi. hehehehehehehehehehehe.

sekitar jam setengah 5 pagi, saya sudah harus bangun dan mandi. sekitar jam enam, saya turun ke lantai bawah untuk sarapan. selanjutnya sekitar jam 7, kita check-out dari hotel dan bergegas ke IPB.

setelah dari IPB, kami pergi ke... sebentar, saya lupa.

kami makan siang. kalau tidak salah nama tempat makannya adalah Saung Kuring dan saya suka salah menyebutkan menjadi Sangkuriang. #abaikan

sekitar jam tiga mungkin ya, kami sampai di taman safari cisarua, bogor. di sana kami melihat kawan-kawan... maksud saya berbagai satwa. di taman safari, kami sampai jam 5 hampir setengah 6. cukup lama. lumayan. apalagi untuk yang tidak turun dari bis untuk membeli souvenir atau bermain-main. 
kami lanjutkan perjalanan ke Bandung lewat puncak.

di Bandung, kami menginap di hotel Serena. sekitar jam setengah 11, kami baru sampai. saya dan beberapa teman ingin membeli makanan atau minuman. jadi kami keluar hotel jam 11 untuk pergi ke market dan sebut saja namanya indomaret. hehehe.
jujur, baru kali itu saya jalan kaki hampir tengah malam di kota orang. sebenarnya biasa saja, tapi di kota sendiri, saya nggak pernah melakukan itu. tentu saja, saya menggunakan motor atau mobil. untuk apa jalan kaki. emang saya ini atlet?

hari keempat.

bangun jam setengah 5 dan menuju tempat makan ((saya harus mengatakannya apa?)) sekitar jam setengah 7. kami tidak check-out karena masih akan menginap semalam lagi di Bandung. lalu kami menuju UNPAD. sekitar jam setengah 12, kami menuju Trans Studio Bandung hingga jam 7 malam. 

gaya bicara santai mode on
awal gue tau di TSB bakal segitu lamanya, gue cuma cengo' doang. HA MAU NGAPAIN DI SANA LAMA BENER?! padahal gue yakin, nggak bakal ada wahana apapun yang gue masukin di TSB. sumpah. ujung-ujungnya, gue masuk Science Center doang. MASUK KE SANA NGGAK USAH NGANTRI dan enak banget deh sebenarnya. lalu gue cabut ke luar area TSB dan menuju ke mall nya doang.
gaya bicara santai mode off

di dalam mall TSB, kami mengelilingi masuk ke sana ke mari. tidak juga, sih... saya hanya masuk ke Disc Tarra karena mencari CD JKT48 hehehehe dan alhamdulillah ketemu. lalu ke lantai bawah. lihat teman-teman di body shop, saya ikut masuk saja lalu keluar lagi. lalu kami ke Sushi Tei. ((mahal banget btw nggak sesuai kantong gue haha....))

sampai jam 7 lalu balik ke hotel. istirahat.

Minggu, 22 Desember 2013

Segelintir Kisah Perjalanan 14-21 Desember Episode 1.

Selamat pagi, kawan.

belum satu hari saya pulang dari perjalanan yang cukup melelahkan dengan waktu yang cukup singkat; hanya satu minggu. tour ini... seru. iya, seru, kok. tapi capek.

rombongan terbagi menjadi 2 bagian; Barat dan Timur. dua rombongan ini memiliki rute yang berbeda.
  • Barat: Jakarta-Bogor-Bandung-Semarang-Jogjakarta
  • Timur: ((yang ini saya kurang tahu karena saya mengikuti rombongan barat)) dan berakhir di Jogjakarta.
lalu di hari terakhir, kedua rombongan bertemu di Jogjakarta.

kebetulan saya bukan orang yang suka mengabadikan suatu momen dengan kamera, maka tidak akan ada foto yang saya ambil sendiri selama tour. 

hari pertama.

hari pertama tanggal 14 Desember 2013 jam 9 malam, saya sudah pergi ke sekolah. ada sedikit pengarahan dari ibu bapak guru dan kepala sekolah yang hadir malam itu. di saksikan oleh orangtua/wali murid yang hadir di sana untuk mengantarkan anak-anaknya berangkat ke pulau Jawa. naik ke bis sekitar jam 11 malam.

hari kedua.

hari kedua tanggal 15 Desember 2013 jam setengah enam telah sampai di bandar udara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. untuk rombongan barat, berangkat jam 7:45 waktu Indonesia Tengah dan sampai di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, sekitar pukul 9 waktu Indonesia Barat.

Setelah sampai di Bandar Udara Soetta, langsung berangkat menuju Monas dan di sana sekitar 1 jam dari pukul 11.30-12.30 WIB.

gaya bicara santai mode on
waktu itu gue sama temen-temen balik ke bis. kita makan siang dulu di luar bis lalu setelah itu naik lagi ke bis karena, ya, sebentar lagi mau berangkat ke Depok. gue duduk di sisi kanan bis dan jendela sangat besar sehingga gue bisa liat suasana selama perjalanan cukup leluasa. ya you know la Monas itu, kan, salah satu tempat wisata di Jakarta, dan kebetulan waktu rombongan kita datang ke sana, udah banyak banget rombongan lainnya. gue nggak tau Monas punya lahan seberapa luas sih sampai bisa nampung orang-orang sebanyak itu.
jadi gue sama temen sebut saja namanya Nadiah Khansa, liat ke sisi kanan kita karna sisi kanan kita itu jendela. "Wah ada bapak-bapak kasian banget ya kakinya," kata gue sama Nadiah. lalu dia membelakangi bis dan tiba-tiba ada air mengucur... ternyata bapak itu sedang pipis, saudara-saudara...
gaya bicara santai mode off

setelah 1 jam di Monas, rombongan pergi menuju Masjid Kubah Emas, Depok, Jawa Barat untuk sholat Dhuhur dan Ashar.

setelah itu, kita pergi menuju Bogor untuk beristirahat di Hotel Pangrango 1. hotel yang terlihat sangat lama dan mungkin memiliki sejarah tersendiri. yang penting, tidur nyaman.

Selasa, 22 Oktober 2013

Sesuatu yang tidak disadari.

baru aja pulang bimbel.

mata pelajaran hari di bimbel ada matematika sama sejarah.

gue mau cerita tentang sesuatu yang sebenarnya oh, yaudah sih. tapi memang nggak disadari sejak lama. setelah tau ini, gue sama dua teman gue yang 'eh iya yah. ha ha ha...' seperti itu.

dan semacamnya.

--'--'--'--'--'--'--'--'--'--'--'--'--'--'

kayak gini, ya, belajar sejarah itu. sesuatu yang udah jadi pemikiran dasar langsung terbantahkan gitu aja. guru sejarah, sekaligus sosiologi dan geografi di bimbel gue ini punya pemikiran yang... intinya, sih, orang kayak dia belum pernah gue temui. baru dia yang tipe-tipe nya gitu.

tentor (T) : agamanya nabi daud apa toh?
gue, temen, temen (R, D, W) : hm apa ya...
temen (D) : islam bukan sih...?
gue (R) : ih, mana ada.

tentor sih cuma senyum-senyum aja.

T : islam baru ada dari nabi muhammad, toh?
RDW : iya pak.
T : duluan mana nabi muhammad sama nabi daud?
RDW : nabi daud, pak.
T : sebelum nabi muhammad muncul, ada nggak agama islam?
RDW : nggak sih...
T : kitab nabi daud?
RDW : taurat bukan sih?
T : taurat kitab agama apa? 
RDW : *krik*
T : Yahudi, toh. jadi agamanya nabi daud apa? yahudi, kan?

pertama.

yang kedua ini agak SARA sih tapi nggak apa-apa, deh. santai aja donk!

tentor gue nanya gitu, tahun baru di Indonesia selain masehi ada apa aja. selain ada perayaan tahun baru masehi, ada tahun baru islam, cina, jepang, sama satu lagi lupa ((hahahahaha padahal baru tadi dijelasin. wasa, yasa, kasa, saka. OH SAKA)).

T : tahun baru di Indonesia yang meriah apa aja toh?
RDW : masehi pak.
T : imlek enggak nih?
RDW : iya sih rame. lumayan lah pak.

T : tahun baru islam di Indonesia rame nggak?
RDW : enggak, pak.
T : biasanya banyak toh yang nggak tau? nggak dirayain? masih nanya-nanya 'libur apa sih besok?' ((jawabannya itu menuju ke 'besok libur tahun baru islam))

T : kalau tahun baru islam mah sepi! kalau masehi sama tahun baru cina, baru deh tuh rame. coba tanya guru agama mu, milih ngerayain tahun baru masehi, islam, atau china? pasti jawabnya islam! padahal mah...... ((sumpah, ini kata tentor gue, bukan gue nya...))

T : banyak toh orang yang protes kenapa tahun baru china heboh dirayain? terserah dong.

kedua.

tentor gue cerita,

T : kalau saya bilang di Islam ada natal, teman saya marah loh! maksud saya itu maulid nabi.

T : coba nih ya. natal itu sebenarnya bahasa, bukan hari. natal dalam kamus artinya kan lahir. iya toh?
RDW : iya pak. ((iya-iya aja sih))
T : ingat kan pelajaran geografi tentang natalitas dan mortalitas? natalitas itu kelahiran, mortalitas itu kematian.
RDW : OH IYA YA!
T : sama-sama kelahiran juga, kan. natal 25 desember itu kelahiran isa almasih, kalau maulid nabi itu kelahiran nabi muhammad. sama-sama kelahiran, toh.

ketiga.

T : harusnya idul adha itu lebih rame daripada idul fitri. 

T : kalau nabi ibrahim tetap memotong nabi ismail, gimana kita? kalau idul fitri cuma sekedar hari kembali suci nya kita kan?

T : tapi kalau idul fitri, pulang kampung, baju baru, ucapan selamat idul fitri. kalau idul adha? boro-boro.

keempat.

sebenarnya masih banyak loh hal-hal yang tentor gue jelasin dan bikin pikiran seenggaknya terbuka.

dia punya pemikiran yang luas.

sejarah jangan pernah dikaitkan dengan agama. nggak akan ada habisnya.

Sabtu, 21 September 2013

Ini hanya sebuah cerita

Aku masih bersyukur, Tuhan memberi waktu untukku dan untukmu

Menjalani beberapa kejadian bersama

Aku tidak peduli sesingkat apa pun waktu itu

Minggu, 21 Juli 2013

Review Bangkok; The Journal by @moemoerizal (Moemoe Rizal)

Judul: Bangkok: The Journal
Penulis: Moemoe Rizal
Kategori: Novel
Ukuran: 13x19 cm
Tebal: 436 halaman
Terbit: Cetakan Pertama, 2013
Penerbit: Gagas Media
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siapkan paspormu dan biarkan cerita bergulir. BANGKOK mengantar sepasang kakak dan adik pada teka-teki yang ditebar sang ibu di kota itu. Betapa perjalanan tidak hanya mempertemukan keduanya dengan hal-hal baru, tetapi juga jejak diri di masa lalu.

Di kota ini, Moemoe Rizal (penulis Jump dan Fly to The Sky) membawa Edvan dan adiknya bertemu dengan takdirnya masing-masing. Lewat kisah yang tersemat di sela-sela candi Budha Wat Mahathat, di antara perahu-perahu kayu yang mengapung di sekujur sungai Chao Phraya, juga di tengah dentuman musik serta cahaya neon yang menyala di Nana Plaza, Bangkok mengajak pembaca memaknai persaudaraan, persahabatan, dan cinta.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekilas tentang cerita Bangkok: The Journal nya Moemoe Rizal ini.

Ini cerita tentang Edvan, seorang arsitektur sukses di Singapura. Satu hari, Stevan, karibnya, bertanya ke pada Edvan Lo kapan pulang ke Indonesia? dan itu mengingatkannya kepada sebuah kejadian yang mungkin membuatnya menjadi benci pada ibu nya.
Edvan menerima SMS yang mengatakan kalau ibu nya meninggal. Maka tidak pikir panjang, ia memesan tiket pesawat dari Singapura-Indonesia untuk esok hari. Yang mengirim pesan tersebut adalah Edvin, adiknya. Di pemakaman, Edvan tidak melihat Edvin sama sekali. Namun dalam SMS itu, Edvin berkata aku bisa melihat kakak. Akhirnya mereka berjanji untuk bertemu di sebuah restoran malamnya setelah pemakaman ibu mereka.
Di restoran, dia tidak melihat Edvin sama sekali. Edvin berkata aku memakai baju merah. Banyak cowok menggunakan baju merah, tetapi ia tidak melihat Edvin sama sekali di sana. Singkat cerita, Edvin telah berubah menjadi 'Ladyboy'.
Lalu, Edvin memberi semacam 'wasiat' ataukah 'warisan' dari ibu untuk Edvan. Mencari jurnal di kota Bangkok, Thailand.
Di sana, Edvan bertemu dengan Charm.
Di sana, Edvan mulai bisa menerima adiknya yang menjadi seorang Lady Boy.
Banyak hal yang mampu mengubah Edvan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saya memang tidak begitu pintar merangkum apa yang sudah saya baca apalagi untuk di review. Saya tidak mau bercerita banyak. Saya ingin agar kalian bisa membaca buku itu sendiri. Saya akan membuat kalian penasaran dengan isi buku itu dan bisa menyimpulkan sendiri bagaimana buku itu.

Cover. Keren. Dari awal saya sudah jatuh hati dengan cover Bangkok ini, saat masih Coming Soon. Saya berencana harus membeli novel yang satu ini. Jadi sebenarnya, saya ini bisa di bilang bisa menilai sebuah buku itu bagus ya karena cover meskipun tidak semua. contohnya CTSB. Ah, saat itu, saya sedang di Samarinda, pergi ke Gramedia. Saya menemukan Bangkok tapi tidak saya beli karena masih di kardus. Saya urungkan. Lalu saya mengikutin Kado Untuk Blogger dan got it! Saat saya lihat daftar buku, tidak pikir panjang, saya pilih. Intinya, covernya keren.

Cerita. Nggak terduga kalau di akhir cerita, si Charm kena kanker. Moemoe Rizal sangat pintar membuat sebuah hal yang membuat kita penasaran. Di awal cerita memang Charm di ketahui suka meminum obat-obatan. Ah tapi pikir saya, mungkin itu obat agar dia tidak cepat capek. Ternyata obat untuk kanker. Cool. Lalu, ceritanya juga asik. Kita di ajak keliling Bangkok. 

Gaya bahasa. Saya kurang suka sebenarnya karena ada banyak kata-kata yang tidak pantas. Tapi ini novel, nggak perlu di sensor seperti film-film. 

Tokoh. Edvan sukses di bikin sesombong mungkin. Charm sukses di bikin seramah mungkin. Ibu Edvan sukses di bikin sebijaksana mungkin. Edvin(a) sukses di bikin seanggun mungkin.

Bintang untuk novel ini? 3.5/5


thx.
Rifa

NB: Review ini untuk Gagas Media

Senin, 15 Juli 2013

Review Paris by Prisca Primasari

Judul : Paris; Aline
Penulis : Prisca Primasari
Kategori : Novel
Ukuran : 13x19 cm
Tebal : 214 halaman
Terbit : Cetakan Pertama, 2012 ; Cetakan Ketiga, 2013
Penerbit : Gagas Media
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari Paris, sepotong kisah cinta bergulir, merupakan racikan istimewa dari tangan terampil Prisca Primasari yang sudah dikenal reputasinya dengan karya-karya sebelumnya Eclair, Beautiful Mistake, dan Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa.

Ini tentang sebuah pertemuan takdir Aline dan seorang laki-laki bernama Sena. Terlepas dari hal-hal menarik yang dia temukan di diri orang itu, Sena menyimpan misteri, seperti mengapa Aline diajaknya bertemu di Bastille yang jelas-jelas adalah bekas penjara, pukul 12 malam pula?

Dan mengapa pula laki-laki itu sangat hobi mendatangi tempat-tempat seperti pemakaman Pere Lachaise yang konon berhantu?

Setiap tempat punya cerita.
Dan inilah sepotong kisah cinta yang kami kirimkan dari Paris dengan prangko yang berbau harum.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Akhirnya selesai baca Paris juga. Cukup dua hari saja. Novel ini sangat-sangat menghinoptis. Padahal waktu itu waktu baca halaman pertama udah nggak mau lanjut baca gara-gara di halaman pertama aja udah ada nama macam Sevigne Devereux (halaman 2). Udah cukup baca nama sulit kayak gitu. Udah males duluan.
Tapi, saya penasaran sama orang-orang yang bilang kalau novel ini bagus. Ya sudah, saya pun melanjutkan baca dan tadi malam selesai. Hari pertama, bisa setengahnya. Hari kedua, tuntas. Ceritanya pun meninggalkan kesan tersendiri.

Di mulai dari kenapa saya milih Paris di antara sepuluh buku yang saya pilih dari Kado Untuk Blogger. Saya milih novel ini bukan karena keinginan saya, loh. Adik saya lah yang pingin. Berawal dari beberapa bulan lalu, saya ingat kalau dia pingin baca Paris dengan cara meminjam pada temannya. Cuma nggak jadi-jadi. Lalu saat saya buka daftar pilihan buku yang harus dipilih dan melihat judul Paris dalam jajaran, saya pun langsung memanggil adik saya dan menawarkan. Dia sih mau saja dan malah menyuruh saya harus memilih Paris. Akhirnya saya pilih.

Lalu, dari cover. Covernya suka banget. Kayaknya hampir semua cover STPC itu simple. 

Gaya bahasanya enak. Mengingat novel ini sebenarnya semacam diary Aline untuk Sevigne, kawannya.

Saya menandai sekiranya dua kalimat yang terasa tidak cocok di baca.
  • "Apa paling kamu rindukan dari Indonesia apa?" (halaman 52)
  • Ku pikir dia mempunyai keturunan Timur Tengah: Tatar atau Aljazair. (halaman 60)
Ada satu yang saya temui typo. Di mana menyebutkan "Mama" menjadi "Mamam". Awalnya saya cuma "Ha? Apaan mamam?" lalu setelah lanjut baca, yang di maksud adalah "MAMA" nya Sevigne. Ok...

Cerita ini sih menarik. Menarik banget. Tokoh Putra yang tidak begitu banyak di ceritakan tetapi sebenarnya adalah target sasarannya Aline membuat saya jijik sendiri. Iri? Untuk apa iri dengan Aline? Saya tidak suka dengan tokoh Putra. Cowok seperti dia itu... *tidak saya lanjutkan*

Saya suka dengan suami kak Marabel. Kak Marabel sendiri adalah kakak dari Sena. Suaminya yang terkesan cerdas itu sepertinya baik. Rela memberikan sebuah buku tentang Moliere. Entahlah, buku apa ini saya tidak tahu. Intinya, Sena ini di tahan oleh keluarga--atau sepasang suami istri Poussin yang anaknya telah meninggal. Sena sepertinya sudah dianggap sebagai anaknya karena anaknya meninggal. Dan menurut saya, anaknya meninggal karena kejahatan mereka sendiri. Meninggalnya pun di usia 16 tahun. Boleh kita katakan kalau suami-istri ini psikopat. Si anak nya itu mengoleksi tentang Moliere. Jadi, untuk memancing suami-istri agar Aline bisa menemui Sena yang berada di loteng rumah mereka, suami kak Marabel merelakan buku tersebut yang harganya 40 juta rupiah lebih...

Saya ada sedikit bingung di mana Aline yang tertahan di rumah keluarga Poussin ini di ajak makan oleh Sena yang sudah di tahan di rumah itu kurang lebih lima tahun. Awalnya, Sena mengajak Aline untuk makan karena lapar. Makanan di rumah tersebut tidak ada enak-enaknya. Sena berjanji untuk kembali lagi. Saya pikir, Aline juga akan ikut kembali mengingat masih tertinggal tugas mengetik sesuatu yang beribu-ribu halaman itu. Tetapi setelahnya, mereka pergi ke apartemen kak Marabel dan suaminya, lalu Sena melepas rindu sama kak Marabel dan Aline langsung pulang ke apartemennya dia, bukan ke rumah suami-istri Poussin. Lalu, tugas mengetik di mesin tik itu di tinggalkan begitu saja? :|

Saya merekomendasikan kalian-kalian untuk membaca novel Paris karya Prisca Primasari ini.

Bintang yang saya berikan? 3.5/5.

thx.
Rifa

NB: Review ini untuk Gagas Media


Jumat, 12 Juli 2013

Liburan menghitung hari

Liburan tinggal 2 hari. Saya menulis di sini tepat hari Jumat. Baru beberapa menit. 

Sekolah saya baru selesai ujian tanggal 5 Juni. Setelahnya, ke sekolah hanya untuk menuntaskan nilai-nilai yang masih di bawah standar untuk masing-masing pelajaran. Kalau anda sudah tidak memiliki tanggungan, selamat, anda sudah libur sejak tanggal 5 Juni jam 10 pagi.

Meskipun begitu, tetap harus ke sekolah hanya untuk mengembalikan 2 buku pinjaman. Hanya 2. Lalu, kelas saya kebagian jadwal untuk menghadiri suatu seminar ataukah anda menyebutnya pertemuan. Tapi saya rasa, lebih layak di sebut seminar kecil.

Ada tiga kelas yang 'wajib' hadir karena telah di hitung 100 siswa. Tetapi pada hari H, yang datang hanya... > 30. Tidak sesuai ekspektasi. Bangganya saya terhadap kelas saya adalah, seminar itu di dominasi oleh anak kelas saya. Cukup bangga dan tidak mengecewakan.

Saat itu, kami harus memenuhi kuota kursi yang tersedia. Akhirnya pun guru-guru memanggil siapa saja siswa yang sedang berada di perpustakaan kah atau mencari siswa yang mencari guru untuk menuntaskan nilai. Maksudnya hanya untuk memenuhi kuota dan tentu agar tidak membuat malu sekolah. Masa yang datang nggak sampai setengah?

Semenjak itu saya sudah tidak lagi ke sekolah. Jadi, liburan saya pun tetap dihitung lebih dari 30 hari. Lama? Tentu. Belum lagi akan bertemu libur puasa dan lebaran. Lama? Sangat. Meskipun nyempil 2 minggu pembelajaran. Tapi apalah artinya kalau hanya 2 minggu saja dan seminggu pembelajaran mungkin hanya sebuah pertemuan semata?

H-2 menuju kelas sebelas. Kelas baru dan kawan baru. Saya pun akan memulai sebuah paket belajar yang sekiranya tidak memberatkan saya. IPS.

Liburan menghitung hari.

Saya akan menantikan liburan seperti ini kembali dimulai 6 bulan dari sekarang.

Selasa, 09 Juli 2013

Review "Snow Country" by Yasunari Kawabata

Judul : Snow Country
Penulis : Yasunari Kawabata
Penerjemah : A.S Laksana
Kategori : Novel Terjemahan
Ukuran : 13x19 cm
Tebal : 190 halaman
Terbit : Cetakan Pertama, 2009 (oleh Gagas Media)
Penerbit : Gagas Media
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lagu pertama itu menyentuh sesuatu yang kosong di dasar perutnya, dan dalam kekosongan itulah suara shamisen bergema. Shimamura terkejut--atau, lebih tepat, ia terjengkang oleh sebuah pukulan telak. Terbenam dalam perasaan khidmat, dibasuh oleh gelombang penyesalan, tanpa daya, ia tak memiliki kekuatan lagi untuk melakukan apa pun, kecuali menghanyutkan dirinya pada arus yang menyeretnya, pada keriangan yang dihadirkan oleh Komako kepadanya.

Di daerah bersalju yang selalu dingin itu, Shimamura bertemu Komako, seorang geisha yang pipinya sewarna angsa yang baru dibului. Tanpa ia sadari, Shimamura tahu Komako tengah jatuh cinta padanya, begitu pula sebaliknya. Keduanya berusaha menemukan pembenaran atas cinta mereka, hingga akhirnya menyerah dan menyadari kalau cinta mereka telah gagal sejak kali pertama mereka bertemu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Daerah Salju (Snow Country/Yukiguni/雪国) adalah sebuah master piece karya pengarang roman dari Jepang peraih penghargaan Nobel Sastra, Yasunari Kawabata. Sebuah haiku yang panjang, indah dan bermakna di hampir setiap kata-katanya. Kawabata mampu menjelmakan keindahan kebudayaan dan mitologi Jepang dalam novel ini.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Reaksi saya saat membaca halaman pertama buku ini adalah

Ngeng, apa ini?

Bukan karena apa saya berkata demikian. Saya sendiri pun tidak ingin tidak menyelesaikan membaca Yukiguni sampai selesai. Saya memilih buku ini karena dari sederet pilihan buku terjemahan, hanya Yukiguni yang penulisnya berasal dari Asia saya tidak begitu suka dengan kebarat-baratan. Kebetulan saya suka dengan je-Jepang-an, jadi saya tertarik membaca buku ini.

Cover buku ini sangat simple dan saya suka sekali. Dengan background putih polos, di bagian 1/3 cover bagian bawah ada gambar mungkin rumput yang terkena salju. Lalu letak judul di sisi kanan cover halaman depan. Saya tidak memiliki gambar covernya. Jika saya mem-fotokannya sendiri, hasilnya tidak bagus >.<

Kalau di Indonesia, mungkin ada novel sastra melayu tua yang gaya bahasanya tidak sama dengan gaya bahasa Indonesia yang sekarang, jadi, kita akan sulit untuk memahami nya. Sama seperti saat saya membaca buku ini, bahasanya sulit, susah untuk di pahami. Apa karena sang penulis adalah penulis roman? Saya rasa tidak ada pengaruhnya. Tapi, jujur saja, jika anda-anda sekalian membaca novel ini, anda akan di ajak berpikir. Membayangkan latar suasana di sana. Karena di sini sang penulis memang sangat sering mengajak kita membayangkan latar tempat yang di maksud atau gerak-gerik si tokoh Shimamura dan sebagainya.

Biasanya saat saya baru membuka plastik dari novel, saya melihat bab-nya ada berapa. Tapi karena ini kiriman dari penerbit, semua novel tidak di bungkus dengan plastik seperti buku-buku di toko buku. Saat saya membuka-buka buku Yukiguni ini... Hanya ada dua bab saja.

Bisa jadi, novel ini sangat tipis dan lebih tipis dari novel CTSB. Tapi, karena font di novel ini lebih kecil dari font dari novel CTSB, membacanya pun akan lebih lama ketimbang CTSB yang lebih tebal. Selain karena font, kita akan banyak menemukan kebingungan menerka jalan ceritanya.

Terdapat sebuah kalimat yang mencuri perhatian saya.

Dada perempuan itu masih cukup lancip untuk ukuran perempuan yang bekerja sebagai Geisha. (halaman 33)
Saya tidak mau mereview terlalu banyak terhadap novel ini. Saya sendiri masih bingung dengan ceritanya saking susahnya untuk di pahami. Maka, saya pun mengajak anda semua untuk membaca novel terjemahan ini. Tapi percayalah, anda tidak akan mengatakan novel karya Yasunari Kawabata ini adalah sebuah novel murahan. Pantas rasanya novel ini mendapatkan Nobel Prize Winner.

Bintang yang saya beri? 4,5/5.

NB: Review ini untuk GagasMedia.


Minggu, 07 Juli 2013

Review Coba Tunjuk Satu Bintang by @sefryanakhairil (Sefryana Khairil)



Judul : Coba Tunjuk Satu Bintang
Penulis : Sefryana Khairil
Kategori : Novel
Ukuran : 13x19 cm
Tebal : 210 halaman
Terbit : Cetakan Pertama, 2013
Penerbit : Gagas Media

---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Adakah Tuhan sedang memberi jeda untuk kita atau memang tak ada nama kau dan aku dalam takdir-Nya?

Menjalani hari bersamamu begitu menyenangkan.
Tidak ada yang lebih daripada dirimu yang aku inginkan.
Kita tenggelam dalam riuhnya impian, hingga baru tersadar setibanya di persimpangan.
Aku dan kamu berbeda tujuan.

Apakah perpisahan yang benar-benar kita inginkan?

Kita memutar arah, berusaha kembali dari sudut yang berseberangan.

Mungkin kita bisa bertemu kembali di ujung jalan yang sama.
Mungkin kita bisa merajut kembali mimpi yang tertunda...

...Seandainya saja kau belum punya dia.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Isi buku ini:

Cerita tentang sepasang kekasih di awal cerita di ceritakan sebagai sepasang kekasih yang renggang hubungannya karena pernikahan yang di batalkan mendadak bernama Dio dan Marsya. Tiga tahun lalu, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, tiba-tiba Dio harus berangkat ke Hamburg untuk bekerja. Marsya tentu kecewa.

Lalu tiga tahun setelah batalnya pernikahan, Dio kembali ke Indonesia bertujuan untuk bertemu dengan Marsya dan mungkin meminta maaf, berharap Marsya kembali pada nya.

Marsya yang seorang pelukis itu berniat untuk menyendiri sejenak ke suatu tempat yang di sebutnya sebagai 'gravitasi bumi'. Di sana, ia bertemu dengan teman lama bernama Andro.

Dio yang telah berada di Indonesia itu mencari Marsya di rumah atau studio nya namun tidak ada. Boleh-dikatakan-bawahan Marsya yang berada atau bekerja di studio mengatakan jika Marsya di luar kota dan pekerja itu sendiri tidak tahu Marsya tepatnya berada di mana.

Singkat cerita, Andro melamar Marsya. Namun berakhir begitu saja karena Andro tahu jika bukan dia yang pantas untuk Marsya, melainkan Dio.

Pada akhirnya, Dio dan Marsya pun bersatu kembali.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kali ini saya ingin me-review novel terbaru Sefryana Khairil yang cetakan pertama-nya saja ditahun 2013.

Saya memenangkan sebuah lomba ataukah undian dari GagasMedia dengan hadiah 10 buku untuk setiap pemenang. Maka, saat saya memilih setiap bukunya, saya juga melihat berbagai review yang tersedia banyak di Internet. Sejak awal, saya sudah tertarik dengan judul dari novel ini, yaitu Coba Tunjuk Satu Bintang. Saya pribadi suka sekali dengan judulnya. Lalu, saya mencari cover dari novel ini dan reaksi saya pertama kali adalah "ah lucu nya," dan pada akhirnya saya memasukkan CTSB ke dalam pilihan saya.

Saya melihat penggalan kalimat yang berada di belakang novel ini. 

Mungkin kita bisa merajut kembali mimpi yang tertunda.

Wow. Bagi saya, kalimat ini sangat luar biasa. Saya membaca dari awal dan benar-benar saya mencoba untuk memahami. Artinya begitu luar biasa. Saya boleh katakan jika saya tidak salah memilih untuk siap membaca novel satu ini.

Saya baca halaman Thanks nya. Terdapat di sana ucapan terima kasih terhadap seseorang dengan pesan "Terima kasih untuk diskusi buku dan astronominya." Lagi-lagi saya cuma mau mengatakan wow dan saya antusias. Saya buka bab pertama dan saya menemukan quote seperti:

Aku adalah Sagita yang terletak di utara ekuator. Di mana pun kamu berada, kau selalu dapat melihatku.

Ini sungguh menarik! Saya hanya ingin berkata bahwa sepertinya saya tidak salah memilih.

Saya membaca halaman pertama hingga ke pertengahan novel CTSB. Saya menunggu-nunggu konflik yang setidaknya bisa bikin saya deg-deg-an atau hanya sekedar semakin penasaran. Namun bahkan hingga akhir buku pun, tidak ada konflik ataukah sebuah kejadian yang terlalu menarik. Semuanya terkesan biasa. Meskipun si penulis menceritakannya dengan bahasa yang runtut dan baik, jika tidak di imbangi dengan dasar cerita yang menarik, hasilnya akan sama saja. B.I.A.S.A

Cerita di CTSB hanya berkisar kepada mencari sosok yang di cintai untuk kembali namun yang di cari ternyata telah bersama orang lain namun ujungnya akan kembali lagi. Just it. Mencari, mencari, dan mencari. Semua hanya berputar di situ-situ saja. Kesannya monoton.

Yang bikin saya masih bertanya-tanya sampai sekarang adalah siapa sih Kimmy dan Rama? Mereka ini hanya sahabat bagi Dio dan Marsya, ataukah Kimmy dan Rama adalah sepasang kekasih atau bisa di katakan sebagai kakak-adik? Pertanyaan itu terus berputar di otak saya sampai sekarang. Kalau mbak Sefryana Khairil mau menjawab, monggo :D

Latar tempat. Awal mulanya saya pikir novel ini mengambil latar tempat di Samarinda, Kalimantan Timur. Kenapa saya katakan demikian? Ada penggalan kalimat di novel ini seperti ini

Pipi Marsya basah saat ia memandangi foto dirinya bersama Dio di tepi sungai Mahakam. (halaman 27)

Ternyata setelah di baca terus kebelakang, ternyata bukan di Borneo, saudara-saudara. Tentu saja sekitaran Jawa namun tidak persis tau letaknya di mana. Mungkin foto itu di ambil saat 'ceritanya' mereka sedang liburan kali, ya. Tapi nggak di jelaskan kalau mereka sedang liburan di situ. Saya bingung :|
Saya juga penasaran 'gravitasi bumi' yang di maksud mbak Sefryana ini berada di provinsi mana kah atau di kota mana kah. Ternyata di Jakarta setelah saya membaca satu paragraf di novel ini. saya lupa halaman berapa Saya bisa menerka di Jakarta karena terdapat kata Lingkar Luar Jakarta dan Bintaro.

Banyak tidak di sebutkan letak tempat atau kota di novel ini sehingga mungkin banyak yang bingung. Bandara, kota tinggal, dan sebagainya.

Kurang greget karna tidak banyak konflik. Ini yang saya pikirkan sejak semalam. Mungkin seharusnya di ceritakan sedikit tentang Fandy, kakaknya Dio, yang sinis itu atau mungkin bapaknya Dio yang 'katanya' tidak peduli dengan Dio atau mungkin bisa di ceritakan sedikit tentang perusahaan keluarga Dio tersebut. Banyak bikin penasaran di novel ini tapi tidak ada jawaban. Sayang sekali... Seperti, apa pekerjaan Dio di Hamburg? Pekerjaan seperti apa yang bapaknya Dio inginkan dari seorang Dio? Perusahaan bapaknya Dio ini sebenarnya bergerak di bidang apa? Dan semacamnya.

Yang jelas pekerjaan di novel ini mungkin hanya Marsya. Marsya adalah seorang pelukis dan memiliki studio yang di bangun khusus oleh (alm) bapaknya.

Kimmy dan Rama di sini seperti berperan sebagai pembantu. Mereka terlihat seperti sepasang malaikat yang memberi solusi kepada Dio. Seperti mengajak ke Bunaken. Mirip Fairy Odd Parents. Cosmo dan Wanda.

Kelebihan di novel ini bagi saya hanya dua. Gaya bahasa mbak Sefryana yang baik yang tidak kaku dan banyak quote-quote yang layak untuk di kutip :)

Saya pun yakin saya tidak bisa sebaik mbak Sefryana. Saya hanya ingin mereview saja #peaceloveandgawl ^D^

Bintang untuk buku ini? 2/5.

Thx. 
Rifa

NB: Review ini untuk GagasMedia.



Jumat, 05 Juli 2013

"Hidup Itu Belajar."

Mungkin sekitar beberapa hari lalu, oshi saya, @melodyJKT48 sempet nge-tweet "Hidup itu~ BELAJAR!". Hari ini, tepat #KadoUntukBlogger dari @GagasMedia telah saya terima. Dengan bangga saya mengatakan kepada mama saya "Lihat 10 buku ini. Hebat ya aku bisa dapat," begitu ujar saya. Tentu saja saya senang. Bagaimana tidak, bisa menjadi 30 blogger terpilih dari sekian banyak pendaftar saja saya sudah senang apalagi dengan hadiah yang membuat saya nekat untuk mendaftarkan diri. Dari keisengan memperhatikan tweet-tweet Gagas Media tentang lomba ini, saya pun berpikir berkali-kali "Ikut nggak ya?" "Daftar nggak ya?". Dengan sangat kebetulan sekali saat itu saya sedang on Twitter di PC. Jadi, saya bisa dengan leluasa melihat-lihat timeline GagasMedia di Twitter. Beda jika saya on di HP seperti biasanya, akan sangat ribet untuk melihat-lihat timeline GagasMedia. Kalau boleh saya jujur, saat saya membaca salah satu persyaratan yang berlaku, yaitu "suka mereview buku", saya sudah pasrah. Karena jujur saja, saya tidak pernah mereview buku apapun sebelumnya di blog, tapi saya sedang rajin-rajinnya membaca buku termasuk novel. Di blog ini lebih banyak curhatan saya tentang dunia k-pop atau hal-hal di sekolah saja. Namun dengan kenekatan, saya membuka yahoo, lalu saya mengirim e-mail ke pihak GagasMedia. Saat hendak menekan Send, saya berdoa, "Ya Allah, semoga beruntung deh. Aku siap aja kok dapat buku gratis. Aku siap mereview," begitu kata saya. Selama ada niat, nggak ada salahnya, saya pikir demikian.

Seingat saya, pengumuman siapa-siapa yang berhak mendapatkan 10 buku itu seharusnya tanggal 23 Juni dan yang terpilih seharusnya hanya 10 blogger. Lalu saat tanggal 23 Juni itu saya membuka e-mail. Isinya nihil, tidak ada e-mail apapun dari pihak GagasMedia. Akhirnya, saya pun sempat menghapus banner #unforgotTen di blog ini. Ya, memasang banner #unforgotTen adalah syarat wajib yang harus di penuhi. Batin saya "udahlah ini nggak dapat. Hapus, ah..." dan saya benar-benar menghapusnya. Namun dua hari berikutnya, saya baru membuka e-mail lagi hanya iseng dan ada 2 unread e-mail. Saya sih penasaran saja dan akhirnya saya buka. Lalu saya kaget karena ada e-mail dari pihak GagasMedia. Ada apakah? Saat saya buka e-mail itu, subject dari e-mailnya adalah


Saya saat itu langsung membuka blogger dan menuju template. Saya buru-buru memasang kembali banner #unforgotTen. Masih ada harapan bagi saya dan pikir saya demikian. Lalu saya pun memasangnya kembali.

Tanggal 27 Juni pun tiba dimana pengumuman melalui e-mail. Saya sudah tahu kalau pagi hari sudah di kirimkan e-mail namun saya baru membuka e-mail pada malam hari karena adik saya asik sekali bermain di komputer. Saat saya membuka e-mail, ternyata ada 1 unread e-mail. Saya sudah berpikir kalau mungkin saja itu pengumuman tidak di terimanya saya. Namun saya salah. Subject yang tertera adalah


Saat itu juga saya langsung lari-lari di dalam rumah. Saya memberitahu mama saya namun reaksinya hanya sedikit kaget dan seperti kok-bisa-kamu-dapat. "Aku dapat 10 buku!" dan mama saya hanya "10 buku kok banyak banget kak," sambil mengunyah makan malamnya.

Ingin saya memberitahu papa saya namun saat itu papa saya sedang jauh di Eropa dan saya ingat kalau papa mengatakan "nggak dapat wifi nih," jadi saya menunggu papa pulang ke Indonesia saja.

Tidak menunggu waktu lama, saya langsung memilih buku yang harus saya pilih. Ada banyak sekali buku yang tersedia dan saya bingung. Akhirnya saya meminta bantuan adik saya. Tepat seminggu sebelumnya, saya mau membeli Bangkok namun masih terdapat di kardus toko buku. Pada akhirnya, saya tidak jadi membeli dan saya senang sekali karena Bangkok berada dalam daftar buku yang bisa di pilih.

Lalu, apa hubungannya dengan "Hidup itu Belajar?"

Setelah saya merenungkan beberapa menit ini, saya pikir tidak ada salahnya untuk mencoba hal baru. Bahkan, sebuah persyaratan menjadi tidak ada gunanya jika kamu memiliki niat setelahnya. Tidak semua persyaratan harus kamu penuhi jika kamu sudah memenuhi persyaratan lain dan itu pun jika kamu percaya diri. Persyaratan saat itu adalah 

1.    Kemampuan Menulis
2.    Aktivitas blogging (kebaruan posting dan komentar)
3.    Lama blog dan frekuensi meresensi buku

Saya harus jujur di sini, saya sangat percaya diri dengan persyaratan nomor satu. Saya suka menulis dan saya sebenarnya orang yang perfeksionis. Saya merasa kemampuan menulis saya sudah cukup baik. Maka persyaratan nomor satu saya sanggupi.
Syarat nomor dua. Kebetulan sekali dan ini memang sebuah kebetulan baik, beberapa hari sebelum saya mendaftar, saya iseng ingin membenahi blog saya yang sangat polos. Hanya hitam putih dan tidak ada menarik-menariknya. Tidak ada widget-widget yang terpasang. Maka, saya benahi dan saya pun memposting kembali. Syarat nomor dua saya penuhi lagi dan saya sanggupi.
Namun syarat nomor tiga, saya jujur tidak bisa. Maka, saya mereview satu buku pada tanggal 25 Juni, tepat di mana saya menerima e-mail perpanjangan. Saya pikir, satu review mungkin cukup.

Dan pada akhirnya tanggal 27 Juni saya menerima e-mail jika saya terpilih. Dan suatu pembelajaran ini mungkin cukup mampu membuat saya untuk tidak takut mengikuti sebuah lomba seperti ini.

Kamis, 04 Juli 2013

Semakin Jaya Gagas Media!

Tepat hari ini, Penerbit Gagas Media berulang tahun yang ke-10, guys! Ucapin Selamat Ulang tahun yok! :D

Selamat ulang tahun, Gagas Media!

Ternyata Gagas Media baru 10 tahun. Muda banget... Gue aja tahun ini 17 tahun ;w; Curhat, hehe.
Baru 10 tahun aja sudah bagus namanya gimana kalau 17 tahun kayak gue ini? Siapa sih yang nggak tahu Gagas Media? Hari gini nggak tahu Gagas Media? Nggak pernah baca buku, ya? :/

Semoga Gagas Media:
  • Semakin jaya ke depannya.
  • Semakin baik dan berkualitas buku-buku yang di terbitkan. semoga gue suatu hari bisa nerbitin buku di Gagas Media. HEHEHEHE.
  • Semakin di kenal di masyarakat.
  • Semakin kece.
  • Sering-sering juga buat lomba-atau-apa-namanya kayak #KadoUntukBlogger. Lumayan, dapat 10 buku gratis, loh. Kapan lagi, coba... gue dapat sih makanya tahun depan adain lagi ya ._.
  • Dan yang terbaik yang di inginkan Gagas Media bisa terkabul. AMIN!!! \=D/



Senin, 01 Juli 2013

Delusi

Apa itu Delusi?
Delusi adalah suatu keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, yang terus ada walaupun bukti   menunjukkan hal tersebut tidak memiliki dasar dalam realitas.

Kenapa tiba-tiba gue bahas "delusi"? Ini nggak jauh-jauh dari aktivitas gue sehari-hari, yaitu Idol-ing. Seperti yang sudah gue bahas-bahas di post-ing-an sebelumnya, gue ini fans nya SNSD dan JKT48. Tempat dimana gue bisa idol-ing itu di SocMed seperti Twitter. Gue nggak idol-ing di Facebook sama sekali. Semacam... Di sana hanya tempat untuk... Entahlah. Dulu, gue sering buka Facebook tapi memang cuma untuk wall-to-wall bareng teman sekelas atau chatting sama teman atau saudara jauh. Sekarang sih kayak nggak keurus.

Selama gue fangirl-ing di Twitter karena gue cewek, makanya fangirling. kalau cowok, fanboying dong yah banyak fans yang gue temui selalu berkhayal tentang dirinya dengan idola nya. Misalnya gue. Di JKT48, member favorit gue itu Melody semenjak Aki Takajo dan Haruka Nakagawa di transfer ke JKT48, gue juga demen Akicha gue juga pernah kok berkhayal yang bisa memuaskan nggak ada kata yang lebih cocok, Rif? keinginan yang belum tercapai. Misalnya...

Saya, XXX, tinggal di sebuah pulau di Negara Indonesia. Nama pulau tersebut adalah Borneo. Markas JKT48 berada di Jakarta. Seperti yang di ketahui khalayak ramai, JKT sendiri adalah singkatan dari (J)a(K)ar(T)a. Saya masih di bawah umur. Usia saya baru 16 tahun. Meskipun tahun ini, usia saya 17 tahun. Saya ingin menonton teater JKT48 di fx namun tidak bisa. Ada beberapa alasan yang memungkinkan seperti biaya lebih untuk transportasi dan penginapan. Untuk masalah tiket teater, tidak masalah bagi saya. Karena saya tidak bisa bertemu dengan Melody, saya pun berandai jika saya bisa bertemu dengannya lalu berbincang-bincang dalam waktu yang cukup lama. 

Kira-kira contohnya gitu. Banyak yang lebih parah, kok. Misalnya kalau di k-pop gitu. Ini bukan pengalaman pribadi, tapi pengamatan gue terhadap fans-fans di luar sana. 

Ada fans bernama XX, dia penggemar dari sebuah BoyBand Korea Selatan. Dia sering berandai jika oppa-oppa nya itu suatu hari akan menjadi pacarnya atau memeluknya atau menciumnya atau memanjakannya atau menikahinya.

Kira-kira contohnya gitu. 

Sebenarnya, ber-delusi itu boleh. Boleh, kok. Tapi jangan berlebihan karena tidak semuanya baik.

Sabtu, 29 Juni 2013

Tidak penting.

Gimana caranya agar hati, pikiran, dan waktuku tidak kamu rampok.

Kamis, 27 Juni 2013

Beli ini mau beli itu mau

Suatu hari, saya tersadar dengan sebuah kenyataan yang terjadi di hidup saya semenjak beberapa tahun lalu. 

Saya menjadi sangat royal.

Kenapa saya katakan demikian? Karena sebelumnya saya tidak seperti sekarang ini. Beli album group favorit saya. Group favorit saya adalah SNSD dan JKT48. Keduanya sudah lebih dari setahun menjadi group setia yang menemani saya, terlebih SNSD. 


Saya mulai mengikuti arus Hallyu Wave sekitar tahun 2010. Saat itu, memang saya hanya sekedar tahu "girlband ini apa namanya? So Nyeo Shi Dae? Apa? SNSD?" seperti itu saja. Lalu secara terpaksa, tentu saya juga tahu berbagai group-group Korea Selatan lainnya seperti Super Junior, SHINee, Big Bang, dll. [Full] Album SNSD yang muncul pertama selama saya memulai aktivitas saya sebagai fans dari group SNSD adalah The Boys. Jadi, saya tidak mau menyia-nyiakan momen ini. Batin saya, "ini kali pertama gue beli album mereka. Jadi gue harus beli!" dan akhirnya saya beli album The Boys dengan harga 200.000 Rupiah lebih. Well, bagi saya tentu harga tersebut sangat besar. Tetapi saya mencoba berpikir kalau album ini bukan dari Indonesia. Album ini di datangkan langsung dari Korea Selatan. Lalu, ongkos kirim nya pun tidaklah murah. Meskipun saat itu saya beli dengan enam orang lainnya dan ongkos kirim pun terbagi 7, tetap saja saya harus membayar 20ribuan untuk ongkos kirim saja. Terakhir, group ini sudah memiliki nama yang sangat besar di negaranya sendiri. Jadi wajar saja bagi saya untuk membeli album ini tanpa harus berpikir "album yang sangat mahal." karena dengan package yang terbuat dari besi, harga 200.000 termasuk murah. Setelahnya, di tahun 2013 ini mereka mengeluarkan full album lagi dengan judul I Got A Boy. Harganya pun tidaklah mahal. Bagi saya, harga sekitar 180ribuan untuk sekitar 10 lagu saya lupa track pasti nya dan saya malas untuk melihat album tersebut hanya untuk sekedar melihat ada berapa track di album tersebut sangat pantas. Dengan berbagai pertimbangan seperti group yang telah memiliki nama besar di negara nya, ongkos kirim dan bentuk rupa albumnya. Belum lagi saya juga membeli beberapa album dari group lain seperti Lee Hi dan EXO. Harganya pun kira-kira sama. 


Saya mulai mengikuti JKT48 semenjak mereka muncul di dunia musik Indonesia. Berawal dari timeline twitter saya yang kasak-kusuk membicarakan sebuah idol group yang baru saja terbentuk sangat baru JKT48 AKB48's first overseas sister group saya pun terbawa perbincangan tersebut dan saya tertarik. Lalu, saya terus mengikuti. Meskipun sempat kehilangan jejak karena kesibukan saya dengan SNSD dan saya sempat unfollow semua member karena lebih baik saya membuat list tersendiri untuk mereka. Pada tahun 2013 ini mereka mengeluarkan album Heavy Rotation. Terdiri dari 10 track + 2 video dengan harga Rp 99.000,-. Saya pikir harga itu sangat murah. Karena di dalamnya terdapat 2 video dengan durasi yang lumayan lama. Lalu mereka pun mengeluarkan single River yang di dalamnya terdiri dari 4 lagu dan 3 video dengan harga Rp 80.000,-. Saya pikir sekali lagi, "harganya lumayan mahal sih tapi ada 3 video," jadi saya merasa tidak merugi membeli kedua album mereka meskipun saya harus memotong Rp 50.000,- dari uang jajan setiap bulan. Saya memotong untuk 4 bulan dan saya mengantongi Rp 200.000,- untuk membeli kedua album mereka. Saya tidak merasa rugi, karena 4 bulan itu 2 bulannya adalah bulan libur jadi saya tidak begitu banyak pengeluaran.

Setelah saya pikir-pikir lagi, apa saya royal? Saya begitu mudah untuk membeli album mereka dan saya harus mengorbankan uang jajan saya. Sebenarnya ini adalah salah satu cara saya untuk terus mendukung karya-karya mereka. Saya adalah perempuan yang mencintai musik, hidup saya ada di musik. Sempat terpikir dan sempat menjadi cita-cita saya untuk menjadi seorang musisi. Maka saya mengerti jika sepantasnya dan sewajibnya kita tidak membeli karya mereka dengan cara membeli CD bajakan. Membeli album original adalah cara termudah untuk membuat mereka tidak kehilangan mata pencaharian dan tidak menyulitkan saya seperti membeli lagu-lagu mereka secara online membeli di iTunes atau Melon, saya lebih bingung. Dengan membeli dalam bentuk fisik bagi saya lebih mudah. Hanya mentransferkan uang saja dan tunggu dalam beberapa waktu.

Selasa, 25 Juni 2013

Review Kata Hati by @benzbara_ (Bernard Batubara)



Judul : Kata Hati; Sebutlah Itu Cinta
Penulis : Bernard Batubara
Genre :  Romance
Kategori : Fiksi, Novel
Ukuran : 13x19 cm
Tebal : 196 halaman
Terbit : Cetakan Pertama, Juli 2012
Penerbit : bukune


---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ini tentang kisah kehilangan, ketika kau mendapati separuh hatimu kosong dan merapuh.
Atas nama ketidakpercayaan, kita telah saling mengucapkan selamat tinggal.

Ketika tak ada lagi yang bisa kau percaya, ikuti kata hati.
Begitu seharusnya, bukan?

Dan, hati ini membawa ku kembali kepadamu.
Tapi, kau tak lagi berada di tempat kita dahulu.
Apakah kau telah menemukan separuh hati lain--selain hatiku?

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Novel Kata Hati by Bernard Batubara ini adalah novel yang pertama saya pilih untuk saya baca setelah saya membeli lima novel baru sekitar bulan Februari lalu. Saya membaca novel ini terlebih dulu karena novel ini adalah novel tertipis di antara sekian buku baru yang saya beli hanya 196 halaman. Saya baca halaman pertama, oh, sudah bisa tertebak kira-kira si penulis tidak begitu suka bertele-tele pikir saya. Kata-kata yang tertuang di novel Kata Hati ini mengalir begitu saja. Tidak susah untuk di mengerti namun tidak mudah juga. Untuk yang jarang membaca novel tentu langsung mudah mengerti apalagi yang sering membacanya.

Saya menikmati sekali membaca cerita itu. Namun saya mudah bosan dan saya rasakan saat membaca Kata Hati. Ini sesuatu yang lumrah saja saat kamu membaca suatu novel ataupun cerita lainnya. Tapi saya terus memaksa untuk terus melanjutkan hingga larut malam, padahal saya baru saja pulang dari luar kota menonton suatu pertandingan. Ya, sampai rumah jam sebelas malam lalu menemukan paket 3 buku yang salah satunya Kata Hati. Lalu saat di luar kota tersebut, saya juga membeli novel lagi, ada 2 buku. Saat sampai rumah, saya membuka paket dan saya satukan dengan buku yang baru saja saya beli juga di luar kota. Kata Hati adalah novel tertipis di antara lima buku itu. Karena memang Kata Hati adalah novel yang sudah saya tunggu-tunggu, malam itu juga saya langsung membacanya sampai setengah buku. Meskipun agak bosan secara tiba-tiba, tapi setelahnya akan penasaran dengan ceritanya hingga akhir. 

Jujur saja di akhir cerita saya sempat melontarkan "gini doang?". Ada rasa kurang gregetnya.

Saya sangat senang tokoh Fila. Cewek yang secara tiba-tiba muncul di novel sebagai tokoh ke tiga mungkin. Dia seperti seorang cewek yang bisa membuat Randi, tokoh utama, untuk move on dari seorang masa lalunya bernama Dera. Akhir cerita pun Fila adalah orang yang ditakdirkan untuk bersama Randi. Sedangkan Dera telah pergi jauh.

Lebih baik, baca sendiri novel nya atau bisa di tonton film nya!

Senin, 10 Juni 2013

Blog Yang sudah berdebu

/TIUP/

Halo! Udah lama banget nggak nge blog di sini. Terakhir gue nge-post, gue janji buat nostalgia masa-masa di mana gue masih SMP sekarang gue udah SMA gitu. tapi gue nya kok males lanjutin, ya :( Ya sudah lah, gue kembali lagi ke blog yang satu ini dan niat awalnya cuma mau membuat ramai blog ini dan ya, memang jadi nya ramai dengan kalender yang imut itu dan gue mencantumkan widgets twitter dan apa-apa-nya. Tadi nya benar-benar kosong, polos, seperti gue, selalu menatap kosong dan gue orang yang polos. Percaya lah, guys!

Gue lagi bosen banget, loh. Ceritanya sih udah selesai sumatif tapi gue kok kayak nggak nikmatin banget pasca sumatif ini. Antara ketar ketir sama nilai di rapot nanti nya ATAU karena gue lagi dilema. 

AH, rasanya gue jadi bodo amat sama nilai di rapot meskipun orangtua gue pengen banget nih huhuhu masuk IPA dengan kemampuan yang serba pas-pas-an. Tapi, kalau Allah berkehendak gue masuk IPA nanti gue masuk IPA kok. Tapi kalau masuk IPS ya udah lah. Siapa tau gue bisa WOW di IPS. Ya, siapa tau, gitu. Tapi memang maunya gue di IPS kok HAHAHA.
Lalu kok lo dilema, rif? Gini, guys. Sabtu ini, JKT48 mau ke Balikpapan. Sebagai masyarakat Kalimantan Timur yang tinggal di Kota Bontang, gue nggak mau sia-sia-in, tuh. Nonton idola ke Jakarta aja bisa maksud gue BoA, DBSK, Kangta, Super Junior, So Nyeo Shi Dae, f(x), SHINee, EXO, TRAX kenapa nonton artis lokal ke Balikpapan yang deket malah nggak bisa? Dudul lah. Kebetulan sekali tanggal 15 gue ke SAMARINDA! Deket banget loh sama Balikpapan. Cuma makan waktu dua sampai tiga jam aja, tapi nggak ada yang nemenin. SUSAH JADI ANAK DI BAWAH UMUR & CEWEK! meskipun gue tahun ini 17 tahun, tapi kan sekarang gue masih 16 tahun, braaay.

Walaupun dari luar orang-orang bilang gue ini sangar, gue ini berhati Hello Kitty atau Nobita. 
Walaupun dari luar orang-orang bilang gue ini galak, gue ini sama lembutnya kayak Shizuka.

Mau bagaimana lagi, kalau gue punya keberanian lebih dan umur gue sudah 17 tahun dan gue punya banyak teman yang suka JKT48 tapi cewek, jangan cowok. Sedih banget, ya. Memang kok dasar cowok-cowok nih suka nya sama cewek-cewek bening macam JKT48. Kenapa nggak CherryBelle aja, sih?

Intinya gue lagi bingung nih. Sebagai gantinya, gue harus beli Official Guide Book nya JKT48. Ok, gue tau ini telat. Nama nya juga orang pedalaman ^D^

Ah, capek. Udah dulu deh. Gue cuma lagi bersih-bersihin blog yang berdebu ini kok.

Sabtu, 30 Maret 2013

Permisi, mau nostalgia sebentar... part 1

Seorang Rifa itu mungkin adalah seseorang yang susah untuk move on berpindah ke lain hati. Kalau dia merasa sudah betah dengan sesuatu yang berurusan dengan dia, pasti akan sulit untuk melupakannya; karena masa lalu tidak selalu untuk dikenang dan untuk dilupakan, Rifa memilih untuk mengenang yang satu ini.

Sudah bersama selama tiga tahun, di dalamnya terdapat suka duka yang tercipta beriringan.

KELAS TUJUH:


Kalau dilihat dari ekspresi wajahnya, semuanya bahagia. Field Trip ke Balikpapan. Ke Balikpapan, kok. Nggak jauh-jauh ke Korea Selatan gitu misalnya...

Masih kecil. Pose nya masih alay
Waktu itu ceritanya selain Field Trip, kita mau perpisahan juga sama wali kelas selama satu semester. Perpisahannya di Samarinda.

Rifa mau memperkenalkan "Pink-Is-Punk"

Pink
Is
Punk

Nggak tau siapa yang pertama kali bikin gaya Pink-Is-Punk di kelas. Tapi yang jelas, Pink-Is-Punk tetap eksis ^^

Selama di perjalanan--lebih tepatnya di bis--, kita suka nyeruin yel-yel. Yel-yel nya gini (kalau seingatku sih)
E-A-E E-A-E E-A-E U-U-AAAA

Nggak pernah Alay, berarti belum melewati proses pendewasaan. Kayaknya ada deh kalimat seperti itu. Yang namanya anak baru masuk SMP itu kan baru lulus dari SD. Anak SD itu biasanya ceria bahagia tanpa beban belum tau susahnya jadi anak SMP. Waktu awal-awal di kelas tujuh, tiada hari tanpa mengalay di kelas. Hm, sebenarnya, bukan cuma di kelas tujuh aja. Tapi berlanjut sampai kelas sembilan /semua diam.../ krik krik.

Kelakuan anak tertua di Model Class. Bukan memberi contoh yang baik dengan naik-naik di kursi. Alhamdulillah, setelah dia menaiki kursi itu, rasanya tidak ada kursi yang rusak :)
Main UNO. Tau UNO? Sebenarnya, secara pribadi, Rifa nggak bisa main UNO sebelum MEREKA sering main UNO di kelas. Thanks, All.
Foto-foto ALAY ala anak baru SMP ^^

KELAS DELAPAN:


Wow. Kelakuan tetua. Gaul.
Betapa kurang kerjaan..

Di kelas delapan, seperti tiada hari tanpa foto-foto lewat webcam. Seingat Rifa, dulu ah, kenapa harus dulu, bukan sekarang? banyak yang bawa laptop lalu kalau jam kosong atau istirahat langsung foto-foto. Mereka semua Narsis.

Karena keseringan foto-foto, Rifa punya banyak fotonya. Walaupun bukan Rifa yang punya, Rifa saja sebagai yang menyimpan SEBAGIAN foto saja sudah kewalahan melihat BANYAK nya foto-foto. Why kalian narsis? Thanks.. sebagai orang yang nggak narsis, saya iri kepada kalian. foto saya sedikit sekali.

Nah... Di kelas delapan ini juga, kita study tour ke Jawa Timur.
Hari pertama, kita menuju Balikpapan. Dari Bontang ke Balikpapan dengan bis dari jam 12 malam dan sampai di Balikpapan jam 6 pagi. Berangkat dengan rombongan tour lainnya yang menuju Bali.
Kalau Rifa pribadi sih, waktu baru sampai Balikpapan masih di dalam bis tapi udah tau kalau sudah di wilayah Balikpapan rasanya LEGA banget. Akhirnya ya Allah, kami sampai Balikpapan. Secara, selama di perjalanan, Rifa agak susah tidur. Huehehehe. Bukan karena di dalam bis itu ribut. Bukan. Karena banyak yang tidur, tentu nya sepi. Bukan juga karena tidak bisa selonjoran. Bukan. Tapi karena kepanasan. Ya allah...


Ini di Sepinggan. Baru masuk ruang tunggu. Baru sampai juga.
Ini sudah di Jawa Timur. Lebih tepatnya di Sidoarjo.
KYAAAAAAA NURLITHA GAUL :*
Kalau sesuai ingatannya Rifa yang tidak begitu kuat, itu di Coban Rondho. Hari ke-2.
Miss Mr Eko. Physics Teacher semoga tulisannya nggak salah
Hari ke 4 di Batu, Malang, kita akhirnya menuju Surabaya sebagai persinggahan terakhir selama dua hari. Nah, sebelum ke Surabaya, kita mampir di SMP Tiga Malang. Ini lah inti rangkaian Study Tour kami...
Entah jarang ketemu orang bule atau orang gantenK, mereka minta foto bareng WOW. Kalian tidak akan menemukan Rifa di situ. Karena saya tidak ikut. For what? Mending foto sama Jessica, ya...
NAH! Kebetulan di dalam situ lagi sepi. Jadi kami duduk di lantai. Ya Allah, semoga di situ nggak ada CCTV.
KELAKUAN!!!
Pengalaman study tour ke Jawa Timur inilah yang bagi Rifa sangat menyenangkan. Selain karena pergi ke luar pulau bareng teman-teman, selama tour ini benar-benar menyenangkan dan Rifa mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya karena sejujurnya, ini kali ke dua Rifa ke Jawa Timur oh man...

Be continued, suer...