Rabu, 31 Desember 2014

Berlibur ke Negeri Jiran; Mari berangkat ke Malaysia!

Minggu, 14 Desember 2014
Minggu pagi jam 5 gue udah bangun. Rasanya masih ngantuk banget karena malamnya baru bisa tidur sekitar jam 1. Namanya juga liburan, pasti maunya begadang terus. Lebih keren adek cowok gue, dia udah bangun jam 4 pagi. Mantap, Lil!
Sekitar jam 5:30 gue baru mandi. Rasanya terlalu malas untuk mandi. Maunya nggak usah mandi aja...
Jam 6 semuanya sudah siap. Sebenarnya pun tinggal berangkat aja. Semua peralatan listrik dimatikan. Tapi kita baru berangkat jam 6:30. Berangkat bersama Om Laung. Langganan banget, nih, karena sama-sama dari Sumatera Utara. Kebetulan sekali, yang berangkat dari Bontang cuma gue, Tika, Khalil, dan mama. Papa juga berangkat, kok. Tapi dari Jakarta. Pada akhirnya kita bertemu di Balikpapan dan menginap semalam disana.
------------
Selama perjalanan Bontang-Balikpapan, gue pusing terus. Khalil muntah-muntah... Mencoba untuk tidur tapi nggak bisa. Padahal gue ngantuk banget. Pada akhirnya gue baru bisa tidur setelah makan di Tahu Sumedang Samarinda-Balikpapan.
The Power of  Kelaparan. Terima kasih, tahu sumedang. Kau sungguh enak, nikmat, dan sulit untuk dilupakan.
------------
Sekitar jam 1 siang akhirnya kita sampai di Balikpapan. HORE. Senang rasanya. Ketemu papa di hotel. Dia sudah sampai lebih dulu. Tapi, bukan berarti langsung bisa masuk ke kamar T_T
Kita nunggu sekitar 1 jam lebih. Kamarnya masih dibereskan dan memang kamar yang sudah di-booking itu masih ada orangnya dan mereka belum check out :)
Karena bosen, akhirnya ke resepsionis nya minta password wifi lalu internetan.

Di depan resepsionis, ada banyak kue bertema natal. Satu buah dihargai Rp 25.000,00.


Waktu gue sama keluarga lagi duduk-duduk di lobby, papa nanya gini, "kalian mau ke Thailand, nggak?" YA MAU. Tapi, gue pesimis, sih. Karena kok tidak direncanakan. Tapi optimis juga, karena dengan waktu 2 minggu, masa di Malaysia aja? Tak mungkin.

Jam 2;30, akhirnya bisa masuk kamar alhamdulillah... Sampai di kamar langsung lanjut internetan hahaha karena segala rasa lelah akan hilang jika sampai di kasur dan ditemani dengan perangkat elektronik yang mendukung akses internet.

Senin, 15 Desember 2014
Hari yang dinanti akhirnya datang. Duh, thx God.
Sekitar jam 11 siang, kami berangkat ke Bandara Sepinggan. Cukup excited, ya. Akhirnya gue ke luar negeri. Memang agak norak. Hahaha maafin. Tapi disaat yang sama, gue bersyukur banget karena pada akhirnya gue dan sekeluarga bisa liburan di libur kali ini dan bisa ke luar negeri bareng-bareng. Lengkap ber-5. Pokoknya gue senang banget hari itu.



Iseng-iseng liat passport... madesu gila mukak rif mukak.

Rasanya kayak lagi di mimpi. Gue mau liburan ke luar negeri.
.
.
.
.
.
.
maaf. Noraknya kambuh.

Akhirnya kita masuk masuk dan melewati serangkaian pemeriksaan yang paling gue nggak suka. Males banget di-cek mulu. Tapi harus.
Lalu lewat imigrasi. Wah, for the first time
Lalu pemeriksaan lagi asu. Satu yang benar-benar baru gue tau dan menambah pengetahuan gue adalah... kalau mau ke luar negeri tidak boleh bawa air minum. Di dalam ruang tunggu sudah disediakan air. Jadi, bawa aja botol minum yang kosong lalu lo isi sendiri disana. Lebih baik begitu. Agak sial dan sialan juga. Jadi, di tas gue ada botol air mineral sebanyak 2. Di tas lain ada 3. Di buang semua. Enggak ding, kita minum dulu. Tapi nggak keminum semua. Kembung dan cepat kebelet pipis nantinya. Akhirnya dibuang aja. Padahal maunya dikasih ke petugas aja. Lumayan, hitung-hitung sedekah air mineral.

Nunggunya lama.

Lalu gue murung aja.

Nanti sesampai di KL, gue mau internetannya gimana? Mau bbm-an kayak apa? Mau twitter-an kayak apa? 

Asu rif yang dipikirin kok itu.

Bercanda, kok. Tapi beneran.

Yang benar-benar paling gue pikirin adalah... nanti pesawat yang gue tumpangin jatuh di laut kayak apa? Meledak di atas kayak apa? Nggak sampai ke tujuan kayak apa? Gue selalu gitu, kawan. Selalu nggak tenang kalau mau naik pesawat. Selalu was-was kalau pesawat berguncang. Selalu gelisah kalau tanda kenakan-sabuk-pengaman tiba-tiba menyala padahal belum waktunya.
Selalu berharap kalau nggak banyak awan lewat dan cuaca selalu bagus.

Akhirnya gue naik ke pesawat. 

Di dalam pesawat, gue udah berasa lagi di Malaysia. Pramugari-pramugara nya bukan tampang Indonesia banget. Tapi bukan tampang melayu juga... Tampangnya Chinese dan Indian gitu ding. Lalu pengumuman-pengumuman gitu. "Tuan-tuan dan puan-puan". What? Jadi, pemberitahuan yang begitu-begitu sudah menggunakan bahasa melayu. Telinga gue panas. Panas sejadi-jadinya. Gue cuma angguk-angguk aja. Gue baca-baca buku panduan keselamatan dan buku-buku lainnya... Semua pakai bahasa melayu. Dadah bahasa Indonesia...



------------
Di atas pesawat, gue lapar sejadi-jadinya. Bau makanan menyerbak bak wangi bunga yang indah seindah senyummu #eh
Gue mau beli tapi gue nggak pegang uang Ringgit hahaha tai rif. TAI.
Kebetulan, gue duduk sebelahan sama papa. Mau nanya dia pegang duit Ringgit tapi feeling gue bilang dia nggak punya. Hahaha yaudahlah daripada nanya lalu jawabannya nggak punya, mendingan balik tidur lagi.

Selama di pesawat, sepertinya penerbangaan saat itu adalah penerbangan paling uenak buat gue. Cuaca benar-benar bagus banget, goncangan tidak sering terjadi. Mungkin hanya sesekali dan mungkin menurut gue itu adalah goncangan tersedikit yang pernah gue rasakan di pesawat. Telinga gue juga nggak dengung gitu pokoknya penerbangan saat itu enak. Cuma, perut gue nggak enak. Meronta-ronta minta makan.

Sekitar 30 menit terakhir di pesawat, gue udah nggak bisa balik tidur lagi. Lalu tiba-tiba gue buka jendela. Sebelumnya, jendela memang sengaja gue tutup karena di luar silau banget. Wah! Ini awan-awannya tanda-tanda agak sedikit di bawah.
.
.
.
Ok, gue nggak ngerti maksud omongan gue. Tapi maksudnya pesawat ini sudah semakin merendah. Lalu... TARAAA! Udah keliatan bo' daratannya. Keren... Gue cukup takjub. Rapi banget.
Biasanya kalau di Indonesia tercinta ini, misalkan penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan, yang kelihatan itu hutan. Struktur dari ketinggian memang tidak terlihat bagus atau kasar alias berantakan dengan tinggi-rendah pohon yang berbeda. Kesannya cukup seram dan suram. Ditambah pula dengan polanya yang tidak teratur seperti kebanyakan hutan lainnya.
Kalau ini, strukturnya halus dan polanya teratur. Tebaklah, itu tentu pohon sawit. Kalau di pelajaran Geografi, pasti itu jawabannya hahaha.
Jadi, sekitar 15 menit yang gue liat cuma pohon sawit dari ketinggian. Semua pohon sawit. Asli. Semua pohon sawit. Gue sempet mikir apakah tidak ada perkebunan lain yang dapat dikembangkan disini selain pohon sawit? Pertanyaan anak geografi yang sok tahu dan sok pintar.

Akhirnya udah mau mendarat. HUH HAH HUH HAH. Lalu mendarat mendarat dan mendarat... Pohon sawit lagi.

Alhamdulillah mendarat dengan sangat mulus di Kuala Lumpur International Airport 2. Senang banget akhirnya liburan segera dimulai.
------------
Pada akhirnya kita diperbolehkan turun dari pesawat.

Satu yang gue rasakan berbeda adalah, kalau kita keluar dari pesawat, pramugara-pramugari nya pasti mengucapkan salam perpisahan; "Sampai Jumpa" "Sampai bertemu lagi" dsb nya. Kalau ini... Enggak. :| Malahan pramugara-pramugari nya nggak standby di depan pintu pesawat.

Hah? Gue udah di Kuala Lumpur?
HAH?



Dimana pun kalau turun dari pesawat, tempat yang paling dicari adalah WC. Tapi penuh. Selalu begitu.
Saking malasnya nunggu, akhirnya kita lanjut lagi mau ambil barang bawaan. Btw, mungkin saking luasnya bandara KLIA2, dari tempat turun pesawat sampai tempat ambil barang itu jauh banget. Buat mama mungkin itu adalah sesuatu yang sangat tidak menyenangkan. Beliau memang ada masalah dengan kakinya.
Karena, kok, nggak ketemu-ketemu tempat ambil barang, akhirnya papa nanya sama petugas. Ternyata harus imigrasi dulu. Kita menjalani serangkaian pemeriksaan itu dan akhirnya ambil barang bawaan yang banyak banget. Papa benar-benar memanfaatkan kapasitas koper yang besar itu. Koper yang dibawa sampai empat koper besar. Kalau kata papa, "nanti disana beli macem-macem. Bawa aja koper mu." Yaudah. Bawa.

Gue merasa asing sekali disana. Gue merasa... asing.

Mau ambil troli dan gue kesusahan saking kerasnya kayak eek. Dibantuin orang. Tampangnya bukan melayu tapi chinese. Kalau di Indonesia, jawab 'makasih' mungkin dia masih ngerti karena kemungkinannya dia chinese-surabaya ((kenapa harus Surabaya)). Kalau disana... nggak tau. Serba lain. Akhirnya gue keluarkan segala kemampuan bahasa Inggris cetek-cetek.

Thank you...
------------
Setelah menemukan semua koper, akhirnya kita keluar dan ketemu Kak Sarah! Alhamdulillah ketemu Kak Sarah. Padahal mama udah bingung banget karena mau menghubungi Kak Sarah sudah bingung sekali.

Kak Sarah itu anaknya maktuo. Maktuo dan mama adalah sepupu dekat. Maka aku dan Kak Sarah bisa dikatakan sebagai sepupu jauh.

Mau ke mobil ternyata masih jauh lagi ah tai sebenarnya gue capek tapi gue nggak suka mengeluh hanya karena itu. Tampang gue kan kuat. Tapi hatiku lemah :(

Di luar sana, kita ketemu sama maktuo yang sudah sampai KL beberapa jam lebih cepat dari kita dan ketemu Kak Fauzi. Dia adiknya Kak Sarah. Jadi, gue punya saudara yang tinggal di KL. Mereka berdua sedang melanjutkan kuliahnya di Universiti Kebangsaan Malaysia. がんばって!

Akhirnya wusss menuju kota. Suasananya sangat-sangat berbeda dengan di Soekarno-Hatta, misalnya. Misalkan kita hendak keluar dari area bandara Soetta, suasanya sudah sangat kota. Tapi kalau keluar dari KLIA2, suasanya masih sangat pedesaan. Bukan, bukan pedesaan kumuh atau bagaimana, tapi memang bandara ini berada di lingkungan perkebunan kelapa sawit. Namanya aja Kuala Lumpur International Airport, tapi letaknya bukan di dekat kota. Mungkin seperti Bandara Kuala Namu yang jauh dari Medan atau Bandara Minangkabau yang jauh dari Padang.
Di mobil, Tika foto-foto suasana sekitar bandara. Benar-benar masih asri.
Di dalam mobil pun, maktuo cerita-cerita tentang KL, tentang banyak hal lainnya. Dari bandara ke Kajang membutuhkan waktu sekitar 45 menit.

Dari yang gue amati, jalanan di sana benar-benar tertata sangat rapi. Kalau kata maktuo, Pemerintah Malaysia benar-benar sangat memperhatikan sarana transportasi. Nggak heran juga, sih. Jalanannya cukup luas padahal termasuk pedesaan. Suasananya nggak kumuh, nggak kayak di sini.
Lalu, disana jarang yang klakson mobil. Kalau di Indonesia mungkin itu makanan sehari-hari pengemudi di jalan raya. Biasalah, nggak sabaran. Tapi disana jarang kita temui sepeda motor. Ada, sih. Tapi kalau di Indonesia, model motornya adalah model lama, tapi masih terbilang baru untuk disana. Nggak heran, jalanan lenggang banget.

Akhirnya sampai di Bangi untuk makan sore. Setelahnya, lanjut ke Kajang, ke rumah Kak Sarah untuk istirahat. Selama perjalanan ke rumah itu, memang lagi hujan deras. Bahkan, dekat rumah banjir. Tapi... Kak Sarah bilang, "nanti bentar-bentar udah surut, kok."
Akhirnya sampai rumah.

Sepertinya, badan ini baru rebahan di kasur sekitar 10 menit lalu Tika bilang mau pergi bareng Kak Sarah perbaiki laptop. Ikut aja, deh. Pengen jalan-jalan juga. Baru jalan beberapa meter, kita berhenti dekat stasiun kereta untuk nunggu teman Kak Sarah. Setelah dia datang, akhirnya kita berangkat ke mall.

Di mall, kita salat. Seperti yang diketahui, Malaysia ini memang agamanya cukup kuat apalagi Islam. Memang, sejak di bandara pun yang gue liat semuanya pakai kerudung. Bahkan waktu makan sore pun, maktuo bilang kalau disana rata-rata pakai kerudung semua. Kalau nggak pakai kerudung sering disangka non-Muslim... Gue biasa-biasa aja, sih. Ya toh gue memang nggak pakai kerudung. Gue nggak mau terpaksa pakai karena keadaan memaksanya.
Dan memang gue jarang liat orang yang nggak pakai kerudung. Merasa asing. Sumpah. Gue bilang lagi. Asing. Gue bingung, MANA NIH ORANG-ORANG YANG NGGAK PAKE KERUDUNG?!


Jadi, gue mau wudhu. Pandangan orang-orang ke gue sama Tika udah agak lain. HAHAHA karena nggak pakai kerudung itu, mungkin. Tapi bodo amat, ya. Lanjut aja. Toh gue mau ibadah.

Gue ngomong ke Tika, "kita ini muslim atau bukan ya kalau disini hahaha serasa bukan muslim."
Gue wajar aja sama budaya disini yang memang begitu.
Kalau kata mama, semoga secepatnya gue dapat hidayah buat pakai kerudung.

HAHAHA.
------------
Kayaknya hampir 1 jam lebih kita disana. Gue serasa anak Malaysia banget hahaha masya allah rif jangan norak.

Ah, memang lagi musim hujan. Malaysia hujan malam itu. Good night. Semoga menjadi liburan yang menyenangkan.

-to be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang baik adalah yang mau meninggalkan komentar untuk membuat saya lebih baik lagi dalam menulis :)